Kembali Marak, Kolong Merbuk Dijarah Penambang Liar
tabloid online, Bangka Tengah, Kolong Merbuk dijarah oleh penambang liar, Pasca penertiban pada Bulan September 2024 lalu. Kini ratusan unit Ponton Isap Produksi jenis rajuk kembali menjarah pasir bijih timah di Kolong Merbuk, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis ( 21/11/2024). Hal itu membuat sebagian warga masyarakat yang tinggal disekitar kolong Merbuk itu kembali resah.
“ Sebelumnya kami dan sebagian warga disini merasa lega saat Tim gabungan Kepolisian, TNI. dan Pol PP melakukann penertiban terhadap kegiatan penambangan liar, Kami warga itu menyampaikan terima kasih kepada Tim Gab yang telah membebaskan polusi suara yang sangat mengganggu dan meresahkan warga.,” kata sumber sebut saja Siti, warga Mentok Asin
Warga Resah, Forkopimda Bateng tak Berkutik Hadapi Penambang Liar
Terkait keresahan yang dirasakan oleh sebagian warga Kecamatan Koba, Ema Febriyarti, S.STP., Kepala Wilayah Kecamatan Koba Mengaku sangat prihatin atas adanya kegiatan penambangan ilegal yang beroperasi di Kolong Merbuk yang tidak peduli terhadap lingkungan manusia dan sekitarnya.
Ibu Camat Koba itu juga mengatakan kepada media bahwa pihak Forkopimcam sudah berkali – kali melakukan imbauan kepada masyarakat penambang yang dibantu oleh Kapolsek dan Danramil agar segera menghentikan kegiatan tambang ilegalnya di kolong Merbuk, namun sampai saat ini kegiatan penambangan ilegal itu tetap berlangsung.
“Kami tahu kegiatan tambang yang sekarang berlangsung dikolong Merbuk itu sangat meresahkan bagi warga kami. Menyikapi hal itu kami sudah melakukan upaya – upaya, pendekatan, imbauan dan lain – lain untuk menyelesaikan permasalahan yang saat ini dirasakan oleh warga terdampak, namun kegiatan mereka tetap saja berlangsung,” sesalnya.
“ Dari pihak Forkopimda yang dipimpin langsung oleh Kapolres untuk melakukan imbaun kepada para penambang juga sudah dilakukan,” jelas Ibu Camat
“Kami sudah maksimal Pak,” imbuhnya
Tak Sanggup Tutup Tambang Liar di Merbuk, Kapolres Bateng Memilih Bungkam saat Dikonfirmasi
Sementara itu Kapolres Bangka Tengah AKBP Pradana Aditya Nugraha, S.H.,S.Ik lebih memilih bungkam saat jejaring media mengonfirmasi dirinya, terkait maraknya kembali aktivitas penambangan ilegal dikolong Merbuk yang berdampak sangat meresahkan warga masyarakat sekitar.
Atas hasil informasi serta keterangan dari jawaban konfirmasi narasumber yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem yang dibangun dalam penegakan hukum dan penegakan perda di Kabupaten Bangka Tengah terhadap para pelaku tambang ilegal sangat lemah dan terkesan cinderung serta berpihak kepada kepentingan kelompok tertentu.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh salah akademisi yang baru saja menyelesaikan studynya diluar Bangka, tepatnya di salah satu perguruan tinggi kota Yogyakarta. Akademisi yang belum mau disebutkan jati dirinya itu mengatakan kepada media ini, bahwa setiap kegiatan ilegal itu dapat dipastikan tidak adanya keadilan
“ Tradisi dari Kegiatan ilegal pasti sarat kepentingan daripada oknum, baik dari oknum APH maupun oknum aparatur pemerintahan, selalu berdampingan dengan kepentingan , baik secara pribadi maupun secara kelompok.
Pendampingan dari kegiatan ilegal itu sendiri tidak jauh dari para oknum penegak hukum dan oknum Aparatur pemerintah setempat,” jelasnya saat bertemu bual disalah satu kedai kopi kota Kota.
“ Kunci ada ditangan mereka,” imbuhnya.
” Satu hal lagi, kegiatan tambang di kolong Merbuk, ada oknum APH yang berinisial SW dan teman kolektor wanitanya YL terlibat dalam kegiatan jual beli dan penampungan pasir bijih timah, dan ada juga PNS kalian sebagai wartawan dalami informasi ini dan laporkan secara resmi ke Kapolres ,” tutupnya.(TIM/red)