Tajuk Rencana : Hendra Wijaya
Tabloid Online – Bangka Barat, Hingar bingar pemberitaan oleh para pekerja media atas penambangan rakyat yang dilakukan oleh masyarakat demi memenuhi kebutuhan hajat hidup mereka semakin santer sementara itu, kasus korupsi miliaran rupiah sepi pemberitaan.
Penulisan Opini atau pendapat pribadi yang diuraikan lebih mendominasi untuk menyudutkan pihak lain yang ia anggap telah mengganggu pikirannya. Sementara, opini representatif atau pendapat yang lebih mengedepankan fakta serta mampu mengedukasi publik dikesampingkan. Yang lebih parahnya lagi ketika Sertifikasi yang dibanggakanya itu hanya sekadar untuk meyakinkan banyak orang bahwa dirinya lebih mampu dari rekan lainnya karena sudah meraih satu produk dari sebuah lembaga.
Keberadaanya yang mewakili masyarakat dan berfungsi sebagai sosial kontrol ( Watch Dog ) untuk memantau segala kegiatan yang dilakukan oleh penguasa, justru berbalik memantau sesama sosial kontrol bahkan masyarakat yang diwakilinya itu. Sangat miris sekali, namun begitulah fakta yang terjadi saat ini.
Salah satu anggota wartawan yang berada dibawah naungan Organisasi Pers Tertua yang saat ini dalam kondisi gonjang – ganjing begitu gencar menayangkan pemberitan atas kegiatan tambang rakyat yang pada hakekatnya bukan untuk mencari kekayaan, namun hanya sekadar untuk bertahan hidup, ketika perekonomian negeri tengah terpuruk seperti kondisi yang terjadi saat ini.
Banyak pihak yang menyayangkan dengan apa yang ia lakukan melalui pemberitaanya yang begitu gencar terhadap masyarakat lokal ( Bangka Belitung ) pelaku penambangan rakyat yang hanya memakai peralatan tambang tradisional. Ketua Forum Komunikasi Pewarta Warga Bangka Belitung ( FKPW Babel )yang juga Wakil Ketua Aliansi Wartawan Muda Bangka Belitung ( Awam Babel) dalam komentarnya memberikan tanggapan, bahwa masyarakat pelaku penambangan rakyat yang bertaktivitas di beberapa perairan laut di Pulau Bangka Belitung bukanlah pelaku kejahatan, karena masyarakat penambangan rakyat itu hanya sebatas mencari makan di negerinya sendiri untuk bertahan hidup ditengah sulitnya pekerjaan dan perekonomian saat ini.
“ Mereka adalah masyarakat lokal (bangka belitung,red) yang hanya sebatas mencari makan demi menyambung hidup mereka dan keluarganya. bukan penjahat yang merugikan negara, lokasi yang mereka kerjakan melalui peralatan tradisional seperti Keranggan, Tembelok, Merbuk, Kenari juga bukan kawasan larangan untuk ditambang oleh masyarakat pelaku tambang rakyat,” ucap Hendra
“ Kita sebagai pewarta adalah mempublikasi segala informasi dan fakta yang terjadi di masyarakat, itu memang tugas kita sebagai sosial kontrol, namun ada satu hal yang tidak bisa kita pungkiri, keberadaan kita yang juga adalah bagian dari masyarakat itu sendiri tetap harus bijak melihat keadaan situasi dan kondisi yang terjadi dan dialami oleh masyarakat kita saat ini.,” ungkapnya.
“ Ketika kita tahu dan kita lihat begitu banyak para koruptor, pembegal uang rakyat, carut marut pembangunan proyek oleh para kontraktor, namun sangat sedikit diantara kita yang mau mempublikasi fakta itu. Contoh lain yang sangat minim pemberitaan adalah kasus penggelapan dana yang diduga dilakukan oleh pengurus didalam tubuh organisasi pers tertua PWI.
Kasus penggelapan dana hibah dari BUMN yang terkenal dengan nama UKW Gate, beberapa waktu lalu, hingga kini belum ada tindakan apapun dari para penegak hukum.
“Bahkan saat itu juga sepi pemberitaan baik dari media mainstren maupun media nasional,” ucapnya sambil memberikan contoh- contoh kasus yang seharusnya menjadi prioritas pemberitaan, sehingga dapat menjadi atensi bagi para Penegak Hukum untuk segera ditindaklanjuti. ( awam babel/fkpw babel,red tj)